Selasa, 16 Oktober 2012

Cengkeh Tanaman Kondisi

Cengkeh tanaman kondisi dalam berbagai literature dikemukakan bahwa bibit tanaman cengkeh yang berasal dari polong memang cukup baik pertumbuhannya. Namun hal tersebut tidak dapat menjamin produktivitasnya akan sama dengan tanaman induknya. Hal ini disebabkan oleh sifat penyerbukan (pollination) tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh merupakan tanaman yang menyerbuk silang. Sehingga materi genetic yang terbentuk dari polong yang terbentuk akan menjadi beragam dan tidak akan sama dengan induknya. Cengkeh tanaman kondisi Benih / biji cengkeh / polong diambil dari pohon induk  jenis Zanzibar  dengan kondisi pohon sebagai berikut :
  • Pohon induk berumur minimal 15 tahun
  • Tajuk (percabangan & daun) cukup baik (80 – 100%).
  • Pohon dalam kondisi sehat, tidak terserang hama dan penyakit
  • Produksi biji cengkeh / polong  yaitu 5.000 polong per pohon, pada saat musim panen.
Staf perkebunan cengkeh Branggah Banaran mengemukakan bahwa baru-baru ini telah dilakukan percobaan pembibitan cengkeh dengan cara vegetative yaitu dengan cara stek. Stek yang diambil merupakan bagian dari pohon yang dinilai baik sifat fenotif dan genotifnya. Sehingga keturunan yang dihasilkan akan sama persis dengan induknya. Namun dengan berkembangnya teknologi, pembibitan cengkeh bisa dilakukan dengan cara kultur jaringan.

II.           STANDAR BIBIT CENGKEH SIAP TANAM
                Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman cengkeh yaitu penggunaan bibit cengkeh yang berkualitas baik. Adapun standar bibit cengkeh yang berkualitas baik, sebagai berikut:
  • Benih berasal dari jenis cengkeh yang baik yaitu jenis Zanzibar
  • Benih berasal dari pohon induk yang sehat, berumur di atas 15 tahun dan  produksi tinggi.
  • Umur bibit sekitar  2 tahun.
  • Tajuk (percabangan & daun) bibit, lebat serta simetris
  • Warna daun bibit, hijau tua dan mengkilap
  • Bibit tidak terserang hama / penyakit
Ada beberapa pendapat mengenai penyiapan bibit cengkeh. Normalnya, bibit cengkeh bisa siap salur dalam waktu 2 tahun. Namun jika pemeliharaan yang dilakukan sangat baik maka bibit cengkeh bisa siap salur hanya dalam waktu 1 – 1,5 tahun. Ketinggian standar bibit siap salur rata-rata 1, 2 meter dengan batang yang kokoh dan daun kanopi yang sehat.
                Untuk memperoleh bibit cengkeh yang berkualitas baik, beberapa tahap yang harus dilakukan sebagai berikut:
A.   Pemilihan tempat untuk Pembibitan
B.   Pesemaian
C.   Pembibitan
D.   Penyiapan Tanaman Untuk Pembibitan

A.           PEMILIHAN TEMPAT UNTUK PEMBIBITAN
                Pemilihan tempat sangat menentukan keberhasilan pembibitan cengkeh, sehingga harus dicari tempat yang memenuhi syarat dari segi teknis. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai tempat pembibitan cengkeh, sbb:
  1. Terdapat sumber air untuk penyiraman
  2. Areal terbuka (tidak ada naungan dari pohon besar)
  3. Tanah cukup subur (masih terdapat top soil, tidak keras / berbatu)
  4. Dekat dengan jalan, untuk memudahkan transportasi

 B.          PESEMAIAN
                Pesemaian  dibuat untuk menyemaikan biji cengkeh / benih sampai dengan menjadi bibit cengkeh kecil yang mempunyai 2 – 3 pasang daun. Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam Pesemaian , sebagai berikut :

1.            PEMBUATAN BEDENGAN
  1. Tanah dibersihkan dari berbagai jenis gulma
  2. Dibuat  bak bedengan dengan bambu, tinggi = 20 cm, lebar = 120 cm, panjang menyesuaikan banyaknya biji yang akan disemai.
  3. Isi bak bambu dengan pasir walet (pasir sungai) sampai tinggi = 20 cm
  4. Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi 1, 5 m dan prosentase naungan sekitar 95%. Bahan yang dipakai daun kelapa atau anyaman bamboo.
  5. Sterilisasi media menggunakan insektisida Marshall 200 EC konsentrasi 3 ml/lt air dengan dosis 5 lt/m2 dengan cara dikocor. Titik kritis pada tahap persemaian adalah Seed Treatment dan persiapan media. Polong cengkeh yang akan disemai kemungkinan besar telah mengandung penyakit sehingga tingkat kegagalan dalam persemaian cengkeh cukup tinggi.
  6.  Seed Treatment: pada tahap persemaian, lebih banyak penyakit yang menyerang antara lain: Phytium sp. (rebah batang). Untuk menjaga hal tersebut maka biji polong bisa direndam pada air yang sudah diberikan Fungisida dengan bahan aktif Propamocarb hidrochlorida dengan merk dagang Previcur N. Namun pengalaman penulis, akan lebih baik jika seed treatment dilakukan dengan cara perendaman dengan menggunakan larutan air yang dicampur dengan mikroorganisme yang mampu menekan pertumbuhan penyakit pada persemaian. Penulis menggunakan Custombio yang mengandung berbagai microorgansme seperti jamur trichodrema sp dan beberapa species bakteri yang bermanfaat untuk mengikat unsur hara lepas. Tingkat persentase persemaian yang hidup dapat bertahan sampai dengan 90%.
·         Persiapan Media: Media yang digunakan bisa berupa tanah yang dicampur pupuk kandang ataupun pasir. Penulis mengguanakan pasir karena dinilai mempunyai beberapa kemudahan. Penempatan lokasi persemaian pada dasarnya dipilih untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Menurut penulis, hal yang paling penting persemaian harus terhindar dari factor abiotic seperti cuaca dan seranga hama dan penyakit. Penulis melakukan persemaian di lokasi yang tertutup tepatnya didalam gudang yang beratapkan seng sehingga terhindar dari cuaca hujan dan panas secara langsung, serta meminimalkan investasi penyakit. Pasir yang akan digunakan sebagai media tanam terlebih dahulu disemprot dengan larutan Custombio untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Menurut pengalaman penulis, hal ini mampu meningkatkan pertumbuhan persemaian hingga 90%.

2.            PENYEMAIAN BIJI CENGKEH
2.1.       Pengadaan Biji Cengkeh
a.          Biji berasal dari pohon induk yang terpilih. Adapun syarat pohon induk, sbb :
·        Umur di atas 15 tahun
·        Tajuk pohon (percabangan & daun) lebat, berbentuk simetris
·        Kondisi pohon sehat
·        Pohon berbunga hampir tiap tahun
·        Produksi cengkeh / bunga relative banyak (minimal 50 kg cengkeh basah per pohon pada umur 15 tahun)  
b.          Biji diambil dari 1/3 bagian tajuk pohon, bagian tengah.
c.          Pilih biji cengkeh yang sudah tua (warna kulit ungu)
 2.2.      Perlakuan Biji Cengkeh
  1. Biji cengkeh yang sudah dipetik, dikupas kulitnya menggunakan pisau yang tajam dan bagian biji tidak boleh terluka.
  2. Pilih biji dengan ukuran relative besar atau 1 kg biji berisi 800 butir  dan sehat (tidak terdapat bintik-bintik hitam) serta warna biji setelah dikupas, hijau kemerahan
  3. Rendam biji cengkeh dalam air,  selama sehari.
 2.3.      Penanaman Biji Cengkeh
a.    Pembuatan Bedengan Pesemaian
·        Buat bedengan  dengan lebar 100 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan tinggi sekitar 20 cm.
·        Gemburkan tanah bedengan setinggi 20 cm dan akan lebih baik bila bedengan dicampur dengan pasir sungai.
·        Buat naungan pada bedengan dengan prosentase naungan 100 % dan tinggi 100 – 150 cm. Bahan yang dipakai atap bamboo atau daun kelapa.
b.    Penanaman Biji
Biji cengkeh ditanam pada bedengan yang sudah disiapkan dengan ketentuan:
·        Jarak tanam biji 5 x 5 cm2
·        Biji ditanam secara tegak (bagian ujung biji yang runcing, berada di atas) sampai sedalam kira-kira 3/4 panjang biji. Sehingga 1/4 bagian biji nampak di atas permukaan tanah.

3.            PEMELIHARAAN PESEMAIAN
                Agar benih yang sudah disemaikan dapat tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan pemeliharaan, sebagai berikut:
a.             Dilakukan penyiraman setiap hari, untuk menjaga kelembaban media.
b.            Dilakukan penyiangan atau pembersihan gulma

C.            PEMBIBITAN
                 Setelah kira-kira 30 – 45 hari, benih dipesemaian akan tumbuh menjadi bibit kecil (2 -3 pasang daun), selanjutnya dipindahkan ke polybag  dipembibitan.  Kegiatan Pembibitan yaitu memelihara bibit kecil sampai dengan bibit siap tanam (berumur 2 tahun). Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam pembibitan, sbb:
1.            PEMBUATAN MEDIA TANAM (POLYBAG)
  1. Buat Bedengan
·        Arah bedengan Utara - Selatan
·        Tinggi bedengan sekitar 20 cm, Lebar 150 Cm dan panjang sesuai kebutuhan
  1. Pasang Peneduh
Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi bagian timur 2 m, sedangkan bagian barat 1,5 m. Prosentase naungan 50 %. Bahan yang dipakai yaitu  anyaman bambu. Alternatife lain memakai daun kelapa atau paranet
  1. Isi Polybag
·        Siapkan polybag ukuran p x l = 40 x 35 cm2
·        Siapkan media polybag berupa campuran tanah : pupuk kandang =2: 1
·        Masukkan media ke dalam polybag sampai penuh (1cm dibawah bibir polybag)
·        Atur polybag pada bedengan dengan jarak sekitar 25 x 25 cm2
  1. Sterilisasi Media
Sterilisasi media menggunakan insektisida Marshal konsentrasi 3 ml/lt air dengan dosis 200 ml/polybag,  dengan cara dikocor. Penulis melakukan aplikasi jamur antagonis terhadap pathogen yaitu jamur Trichoderma sp.

2.            PENANAMAN BIBIT
                Setelah benih disemaikan dipesemaian, kemudian akan tumbuh menjadi bibit kecil  dan selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag dipembibitan. Penanaman bibit dilakukan dengan ketentuan, sebagai berikut:
  1. Pilih bibit yang sudah mempunyai 2 – 3 pasang daun.
  2. Cabut / congkel bibit yang sudah siap tanam secara hati-hati agar akar tidak rusak.
  1. Tanam bibit pada polybag dengan cara dibuat lubang pakai kayu, kira-kira sedalam akar bibit yang akan ditanam.
  2. Tanam bibit pada lubang tersebut, kemudian lubang ditutup tanah dan agak dipadatkan.

3.            PEMELIHARAAN BIBIT
3.1.         Penyiraman
                Penyiraman setiap hari pada saat musim kemarau.
3.2.         Penyiangan
                 Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan setiap 15 hari sekali. Gulma yang tumbuh dipolybag, dibersihkan dengan cara dicabut. Tanah digemburkan menggunakan solet atau kecruk.
3.3          Pemupukan
                 Untuk memacu pertumbuhan vegetatif bibit, maka harus dilakukan pemupukan anorganik. Pupuk yang dipakai yaitu pupuk NPK 15:15:15. Adapun dosis pupuk, sebagai berikut:
Umur
(bln)
Dosis pupuk NPK
(gram / bibit)
3
1
7
2
11
3
15
3

Pemupukan dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan vegetative.
•              Pupuk Anorganik: Pupuk Anorganik yang diaplikasikan pada tahap pembibitan yaitu pupuk Urea. Dosis yang diaplikasikan yaitu 5 gr per pohon. Selain itu juga bisa diaplikasikan pupuk NPK dengan dosis 5 gr/pohon. Pemupukan pada tahap pembibitan dilakukan hanya dengan cara membuat lubang di pinggir perakaran bibit cengkeh. Pupuk ditabur dilubang tersebut dan segera ditimbun.
•              Pupuk Organik: Pupuk organic yang diaplikasikan adalah pupuk kandang yang sudah jadi. Setiap pohon diberi sekitar 100 – 200 gr.
•              Pupuk Daun: Pupuk daun yang diaplikasikan penulis adalah pupuk daun dengan merk dagang Bayfolan. Hasil yang didapat cukup signifikan. Pupuk daun ini diaplikasikan dengan interval 1 bulan atau 2 bulan sekali dengan dosis 3-5 ml/liter air. Selain itu, pupuk cair organic juga bisa diaplikasikan pada tahap pembibitan ini. Pupuk cair organic ini akan dibahas pada Bab tertentu.
•              Teknologi EMP: Teknologi ini merupakan singkatan dari Effective Microorganism Procedure. Teknologi ini bukan merupakan teknologi baru namun biasanya para pelaku pertanian sangat malas dalam melakukannya. Menurut pengalaman penulis, teknologi ini sangat menguntungkan. Cara aplikasi dari EMP ini cukup mudah. Pada tanaman cengkeh dari berbagai tahapan saya aplikasikan hampir sama yaitu 5 hari sebelum atau sesudah pemupukan dengan pupuk organic atau anorganik diaplikasikan microorganisme yang berfungsi untuk mengurai pupuk tersebut menjadi unsur yang dapat diserap secara langsung oleh tanaman.  Contohnya EM4, Custombio, Stardek dan lain-lain.
3.4.       Pengendalian Hama & Penyakit (PHP)
1.                      Hama Pembibitan Cengkeh
Hama yang menyerang pembibitan cengkeh antara lain:
·         Rayap  (Captotermes sp.)
·         Gayas

                Pengendalian hama & penyakit dapat dilakukan secara preventif (pengendalian sebelum terdapat gejala serangan hama / penyakit ) dan kuratif (pengendalian setelah terdapat gejala serangan hama / penyakit).
Pengendalian secara preventif dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan atau fungisida pada rotasi waktu tertentu. Insektisida yang dipakai Marshall, Damasid dll. Sedangkan fungisida yang dipakai Dithane 80 WP, Benlate, Antracol 70 WP, dll.
Umur bibit
(bln)
Rotasi semprot
0 – 6
15 hari
> 6
30 hari

Pengendalian secara kuratif , dilakukan bila terdapat gejala serangan hama atau penyakit. Hama yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu rayap, kutu putih, penghisap daun dll. Pengendalian menggunakan insektisida Decis atau Marshal, konsentrasi 1 – 2 cc/lt air. Sedangkan penyakit yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu embun jelaga, cacar daun, bercak daun merah. Pengendalian menggunakan fungisida Benlate, Dithane, konsentrasi 2 gr/lt air.

3.5.       Pengaturan Naungan
                 Pengaturan naungan dilakukan dengan cara memelihara naungan yang sudah ada dan mengatur intensitasnya. Pengurangan intensitas naungan disesuaikan dengan umur bibit. Adapun pengaturan intensitas naungan bibit, sbb:
Umur Bibit
(bln)
Intensitas Naungan
(%)
0  -  12
50
12  - 24
0

D.           PENYIAPAN BIBIT UNTUK PENANAMAN
                 Untuk penanaman di lapangan harus dipilih bibit yang baik, agar dapat menghasilkan tanaman yang baik pula. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit, sebagai berikut:
  1. Umur bibit sekitar 21 – 24 bulan
  2. Pertumbuhan bibit normal, tinggi minimal 70 cm, tajuk (percabangan & daun) lebat dan simetris
  3. Bibit tidak terserang hama / penyakit
  4. Bibit mempunyai batang tunggal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 cinta abadi. All Rights Reserved. mmmusics.com - Lirik Lagu - Terjemahan Lagu - mmmusics.com - Terjemahan Lirik Lagu