Kedua ilmuwan tersebut melakukan penelitian yang terpisah. Peneliti pertama melakukan survei terhadap 60 orang muda di Amerika berusia 19-23 tahun. Mereka ditanya tentang kebiasaan makan dan minum sehari-hari. Sedangkan penelitian kedua melibatkan 75 anak berusia tiga hingga lima tahun untuk menentukan peran minum an dan konsumsi sayur. Anak-anak prasekolah itu dites pada hari yang lain dengan menyajkan minuman ditambah sayuran.
Partisipan di penelitian pertama lebih suka kombinasi minuman bersoda yang disajikan dengan makanan gurih padat kalori dibandingkan mengkonsumsi soda dan sayuran. Di sisi lain, anak-anak prasekolah mengkonsumsi lebih banyak sayuran mentah, baik wortel maupun paprika merah ketika dimakan bersama air putih dibandingkan dengan meminumnya bersama minuman manis. "Pilihan selera kita sangat dipengaruhi oleh pengulangan paparan dari makanan dan minuman tertentu," kata Cornwell seperti dikutip situs Science Daily edisi 14 Mei 2012.
Paparan makanan tersebut, kata dia, bisa diperoleh dari sajian menu di rumah maupun di berbagai restoran. Karena itu, ia menyarankan agar menyajikan air putih dengan semua jenis makanan. "Restoran bisa dengan mudah menggunakan air putih sebagai minuman standar dalam paket makanan anak-anak dan memberikan extra charges untuk minuman alternatif lainnya," kata Cornwell.
Menyajikan air putih, kata McAlister, merupakan cara yang sederhana dan efektif dalam perubahan pola makan guna membantu mengatasi masalah obesitas yang semakin parah kondisinya. Hal itu bisa dilihat dari semakin tingginya angka orang muda yang terkena diabetes yang pada ujungnya meningkatkan biaya kesehatan secara umum.
Menurut Cornwell, minum air putih bersama makananan juga bisa menurunkan risiko dehidrasi. Diperkirakan, kata dia, sebanyak 75 persen orang di Amerika mengalami dehidrasi kronis karena berbagai sebab.
Sejak usia dini, kata Cornwell, anak-anak belajar menghubungkan rasa manis dari minuman bersoda kalori tinggi seperti cola dengan makanan gurih berkalori lemak tinggi seperti kentang goreng. Dalam jurnal yang sama pada Januari 2011, baik Cornwell maupun McAlister mengungkapkan bahwa pilihan selera anak-anak atas garam, gula dan lemak berkaitan dengan pengetahuan mereka terhadap makanan cepat saji (fast food) dan minuman soda bermerek.
"Mengatasi masalah awal yang berkontribusi pada kebiasaan makan yang tidak sehat yang berpengaruh pada obesitas menjadi penting untuk kesehatan kita secara umum, khususnya untuk meningkatkan pilihan nutrisi sehat pada anak-anak yang bisa mengubah kehidupan mereka selanjutnya," kata Kimberly Adrews Espy, wakil presiden dari Research and Innovation di University of Oregon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar